Mungkin jawabannya adalah ‘wajar’ karena menurut desmita dalam bukunya psikologi perkembangan, pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada masa akhir remaja. Semakin remaja kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat. Masa remaja juga biasanya disebut sebagai pencarian jati diri, yaitu masa untuk mendeskripsikan ‘siapakah’ dan ‘apakah’. Dan seringnya kita menjadikan orang lain sebagai tolak ukuran ‘identitas’ kita. Ini mungkin disebabkan ketidakpuasan pada diri sendiri karena melihat orang lain lebih ‘wah’ dari kita.
Tak jarang kita dengar slogan-slogan, ‘be yourself aja’. Meski dicecoki slogan tersbut tapi kadang kita masih belum paham seperti apa be yourself itu. Seperti aku kah yang malang?. Stop. Setiap orang berbeda-beda, memiliki keunikan masing-masing dan potensi yang luar dari biasa^^
Kita boleh menjadikan orang lain tolak ukur untuk meningkatkan kualitas diri kita tapi kita bukan dia, yang semuanya harus serba sama, misal dari cara berjalan sama posisi tidur. Gaje banget kan. Mungkin kita juga tidak akan bertahan lama ketika berusaha menjadi orang lain itu. Jangan sampai membiarkan anugerah yang telah Allah berikan pada kita menjadi sia-sia.
Sahabat ku, anda tidak sendiri merasakan perasaan itu. Mungkin bisa dikatakan setiap orang akan, sedang atau pernah merasakan kebingungan dengan ‘siapa dirinya’. Pandanglah diri anda di cermin, itu diri anda!!!hargai dan syukuri.
Be yourself aja means anda telah diberi potensi yang unik dan luar biasa oleh Allah, gunakanlah dengan baik, dengan cara anda dan jadilah diri anda yang terbaik. Tujuan boleh sama tapi cara boleh beda juga dong!!Berbedalah maka engkau akan ada.itulah yang harus anda katakan ketika batin anda menjerit ‘kok saya kaya gini gak kaya dia’. Biarlah prestasi orang lain menjadi hal yang perlu kita catat dan jadilah lebih baik dari mereka bukan menjadi mereka.
Jadilah apa yang Allah mau…Dia Pencipta kita,
Berikut saya tuliskan Sub Tahap Perkembangan Identitas
Diferentiation
usia : 12-14 tahun
ciri-ciri :
Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara psikologis dari orangtuanya. Kesadaran ini sering membuatnya mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasehat-nasehat orang tuanya, sekalipun nilai-nilai dan nasehat tersebut masuk akal.
Practice
usia : 14-15 tahun
ciri-ciri :
Remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan atau nasehat dan menantang orang tuanya pada setiap kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah.
Rapprochment
usia : 15-18 tahunciri-ciri :
Karena kesedihan dan kekhawatiran yang dialaminya, telah mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya, tetapi dengan bersyarat. Tingkah lakunya sering silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian, kadang mereka menantang dan kadang berdamai dan bekerjasama dengan orang tua mereka. Di satu sisi ia menerima tanggung jawab disekitar rumah, namun di sisi lain ia akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol membatasi gerak-gerik dan aktivitasnya di luar rumah.
usia : 18-21 tahun
ciri-ciri :
Carilah lingkungan yang memotivasi untuk menjadi diri sendiri yang lebih baik. Ingat ingat berbedalah maka kau akan ada. Jadilah yang berbeda karena pasti yang terbaik^^
Referensi
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar