Assalamu’alaikum wr wb..
Apa kabar sahabat-sahabat ku para pejuang pendidikan??semoga tetap semangat mencari ilmu^^
Meski jarak memisahkan kita (ciee…) namun transfer semangat harus tetap berjalan tidak boleh terhambat, oh iyah dalam catatan kecil kali ini saya ingin berbagi ilmu yang saya dapat di bangku perkuliahan…gini ceritanya,
Mata kuliah yang saya suka ini saya beri nama psikologi pendidikan (emang dari sono nya, heu) selain karena mata kuliahnya yang luar biasa dosen pengampunya pun pada TOP BGT…brrrr…..semangat..
Pertama kali masuk tepatnya saat bulan ramadhan, disaat beberapa orang sudah pulkam, saya memaksakan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, ah pikir saya saat itu, saya yang biasa demam pulang mending merelakan kekurangan beberapa hari berkumpul dengan keluarga demi kuliah, he
Dan ternyata dosen pengampu yang datang adalah dosen yang saya suka saat mengajar di semester 2, asyiik semangat deh…
Hari-hari bergulir, perkuliahan selanjutnya dimulai dengan baik, betapa semakin mencinta pada mata kuliah ini, karena psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan*dari buku, misalnya mempelajari kenapa tempat duduk siswa harus bergilir dan bagaimana menjadi guru yang dirindu, pokokny “gua banget deh”. Pernah suatu kali pertemuan yang begitu membekas pada saya dan berjanji harus mencatatnya dalam memori terdalam hingga alam bawah sadar…
Kami sekelas pernah diminta oleh dosen pengampu matkul psikologi pendidikan, kita sebut ibu nina, beliau bilang bahwa pertemuan ini kami akan mempraktekan bagaimana mengajar dikelas, kami diberi 2 materi pilihan yaitu tentang makanan empat sehat lima sempurna dan pancasila. Kami diberi waktu sekitar 10 menit untuk persiapan. Setelah waktu habis, beliau memanggil salah seorang dari kami untuk mempraktekan cara mengajar dan terpilihlah teman saya,kita sebut gia, saat simulasi berlangsung, gia memberikan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ia bawa, misal “apakah kalian tau apa itu karbohidrat” dan kami selaku peran murid menjawab “tidak”..dan gia mengatakan “masa gitu saja tidak tahu?”. Kira-kira bisa menebak apa yang terjadi setelah itu?dalam evaluasi dosen kami mengatakan, seorang guru jangan sampai mengatakan “masa gitu saja tidak tahu” kepada peserta didiknya karena pertanyaan itu ternyata membekas secara psikologis dalam kesadaran para peserta didik, ini akan menimbulkan asumsi bahwa mereka tidak cerdas dan selanjtnya mungkin akan timbul perasaan kurang percaya diri dari murid. So kawan, jagalah motivasi yang ada pada peserta didik kita kelak atau bahkan pada anak-anak kita, pertanyaan-pertanyaan yang mungkin kita anggap sepele secara tidak sadar kadang menimbulkan bekas yang berbeda pada peserta didik kita. Perlu kita tahu bahkan menurut dosen saya itu, bila seorang guru saja terlambat datang ke kelas untuk mengajar, itu bisa menimbulkan penurunan motivasi, bisa dirasakan sendiri barangkali yah?disisi lain yang mungkin kita senang ketika dosen telat (terutama karena tugas yang diberikan belum selesai, heu), ada kekecewaan “kenapa dosen itu berbuat seperti itu?”. Oleh karena itu, perlu dicatat lagi selain perkataan maka kita pun perlu menjaga prilaku, memang tidak mudah yah menjadi seorang guru karena digugu dan ditiru tapi subhanallah jika kita ikhlas maka mengalirlah ilmu yang diajarkan sepanjang masa^^
Dan untuk simulasi yang ke dua, beliau meminta siapa saja yang rela, dan teman saya maju, kita sebut dodi, ia sudah terbiasa tampil didepan umum, jadi tidak terlalu grogi, namun pada saat evaluasi, kami semua sepakat bahwa ia terlalu asyik sendiri, jadi kurang komunikatif dengan kami yang berperan sebagai murid. Penting untuk seorang guru untuk melakukan interaksi dengan peserta didiknya agar transfer pengetahuan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, ternyata bukan hanya murid yang belajar dari gurunya namun juga seorang guru kepada muridnya. Oleh karena itu perlu menjalin komunikasi du arah.
Nah kawan-kawan, mungkin itu bukan apa-apa, bahkan kalian telah memahami apa yang saya ceritakan …..tapi tidak apa-apa semoga semakin memotivasi dan mengingatkan.pekerjaan seorang pendidik adalah pekerjaan orang mulia, semua orang bisa menjadi pendidik…baik bagi dirinya dan orang lain. Tapi kebahagiaan seorang manusia akan terasa tinggi bila ia telah mampu membantu dan bermanfaat untuk orang lain. Be the best teacher^^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar