home

Sabtu, 13 November 2010

Untuk mu yang memintaku menjadi temanmu^^


            Aku tidak menganggap bahwa aku adalah manusia sempurna yang tak pernah berlaku salah. Tidak pernah menyakiti orang lain.
            Hanya saja memang terkadang tidak mudah untuk cepat memahami bahwa apa yang kamu lakukan bukan sepenuhnya inginmu, bukan sepenuhnya salah mu. Ketika melihat goresan-goresan luka yang kau beri, bukan tak ingin memaafkan mu tapi terlalu sakit untuk disadari bahwa ia ditorehkan oleh orang yang kau sayangi, orang yang kau percaya.bukan karena sedih mengetahui bahwa sekarang kau berbeda tapi sedih karena alasan kau melakukannya dan teramat sedih menyadari kau yang melakukannya. Tak terpikirkan kau akan berbuat setega itu. Itulah aku, manusia.
            Kadang barisan-barisan luka itu ku sesali sementara entah disana kau masih berharap maafku atau tidak. Entah kau masih peduli atau tidak. Dalam pengembaraan panjang memberimu maaf, begitu banyak pelajaran yang ku dapat, entah aku inginkan ‘kebenaran’ itu atau tidak aku harapkan tapi ia datang. Karena Allah mungkin tak rela melihat aku mengutuk mu. Dan sungguh kutukan seperti apa yang pantas ku berikan pada orang menyakiti hati ku?padahal aku pun tak jarang menyakiti orang lain. Aku tak pantas.
            Tak ada yang lebih baik dan berharga selain persaudaraan. Tak ada penyesalan yang lebih berat selain mengetahui orang lain tersakiti oleh kita tapi kita tidak menolongnya. Semuanya terpikirkan meski tak tersurat. Kau tahu?mungkin kau tak peduli.
            Memaafkan sekali lagi mungkin tak mudah karena seperti memberi kebahagiaan untuk orang yang menahun menyakiti kita. Namun kenyataannya memang begitu. Aku berpikir tentang rasa sakit itu. Dan menyadari bahwa tak pantas ia dirasakan oleh orang lain, termasuk kau.
            Kata Maaf  terucap karena Allah. Karena Dia.
Ada yang bilang jika kamu memaafkan seseorang tetapi kamu masih mengingat luka yang ia berikan, itu bukan memaafkan. Maafkanlah  secara sempurna.
            Jangan biarkan rasa marah itu menjadi penghambat doa
            Menjadi penganggu cinta yang kau berikan untuk-Nya
Bukankah cukup indah hadis yang menceritakan tentang silaturahmi :
Setiap tali kasih sayang, kelak akan datang pada hari Kiamat di hadapan pemiliknya, lalu ia akan menjadi saksi yang menguntungkan jika ia telah menyambungnya, dan akan menjadi saksi yang memberatkannya jika ia memutuskannya. HR Bukhari

            Kau tahu semua itu menyadarkan ku, bahwa ada yang lebih berharga dari rasa sakit yang pernah ditorehkan. Persaudaraan kita. Aku pun meminta maaf atas penangguhan yang ku berikan untuk mu ketika kata maaf bisa sampai terulur sempurna. Adakalanya kau perlu memberikan ruang yang luas untuk ku agar aku bisa mengerti bahwa kau tidak bermaksud menyakiti ku tapi jangan pernah kau pergi begitu saja tanpa peduli apa yang telah kau lakukan karena itu berarti kau menaburkan garam di atas luka ku yang belum kering.
            Aku bukan tuhan yang pantas menghukum mu sekeinginanku. Bukan.
            Dan tolong semoga ini tidak terulang lagi.
Matahari di Tepi Langit Barat

Tidak ada komentar: