home

Senin, 21 Februari 2011

hati-hati kaum pendidik dengan 'harga diri' anda!!

Guru adalah seseorang yang menjadi panutan dan teladan bagi murid-muridnya. ia rela memberikan jam-jam di hidupnya untuk mencerdaskan generasi bangsa. jasa nya tanpa pamrih. di bayar berapa pun tampaknya takkan bisa mengganti apa-apa yang telah mereka lakukan^^setuju?
iya lah wong dengan jasa guru banyak kaum-kaum berpendidikan di negeri ini. siapa yang mendidik menteri pendidikan sebegitu terdidiknya jika bukan guru nya?siapa yang mendidik arsitek-arsitek peradaban membangun negeri ini jika bukan guru nya?betul, hanya oleh seorang bernama Guru. ia lentera dalam kegelapan^^guru bahkan mendapat peribahasan indah dalam bahasa sunda, digugu ditiru (diikuti dicontoh). namun, bukan berarti mereka adalah malaikat yang tanpa salah. mereka pun manusia memiliki salah dan kekhilafan. dan bagaimana jika kesalahan anda di ungkap oleh murid anda??
jika murid anda dengan niat baik ingin membantu anda menyadari kesalahan anda?
eum tampaknya kisah yang akan saya sebutkan ini bukan tentang guru, namun oknum.....

ini cerita asli karena dituturkan oleh seorang yang sangat terpercaya yang juga dari kaum pendidik (kisah beliau):
beliau seorang dosen mempunyai anak bungsu laki-laki (kejadiannya saat anak tersebut berada di jenjang SMP). beliau mendidik anak nya dengan demokrasi, jadi apa-pun yang ingin dikatakan bahkan untuk menegur orang tuanya pun anak tersebut dipersilakan. menurut nya, orang tua mengingatkan anaknya itu adalah hal biasa. namun, seorang anak mengingatkan orang tua nya itu adalah hal yang luar biasa. dan begitulah dosen saya mendidik anaknya. mereka sekeluarga kerap kali bercerita ; dari ruang tamu sampai pindah ke kamar jika obrolan mereka belum selesai maka kemana pun dijabani :)) how beautiful they are^^
suatu hari, anak nya bercerita tentang kejadian yang di alami di sekolahnya, pada saat proses belajar mengajar (pembelajaran??), anak tersebut memberitahukan seorang oknum guru nya yang sedang menerangkan, 'pak yang saya tahu bukan begitu caranya, menurut buku ini bgini-begini'(yah kurang lebih kaya gitu anak tersebut berkata, maaf tidak bisa sedetail cerita aslinya). bapak oknum tersebut mungkin tersinggung. maka anak tersebut diberikan hukuman berupa : minta maaf kepada oknum tersebut termasuk seluruh guru yang ada di ruang guru. OH WOW!!!
mungkin saat itu kata-kata yang dirangkum oleh anak dosen tersebut redaksinya kurang enak tapi yang semestinya dipahami adalah bahwa dia masih SMP. mungkin belum terlalu pandai dalam mengungkapkan kata-kata. menurutnya begitu ya begitu cara terbaik yang disampaikan. Alhasil, kejadian tersebut menimbulkan persepsi pada anak tersebut bahwa berbuat kebaikan akan dibalas dengan hukuman anywhere anytime.
bagaimana menurut anda?sungguh tragis kan?
seharusnya yang terjadi adalah apresiasi dari oknum tersebut. ketika ia diingatkan salah kalau memang salah ya terima. kalau tidak enak dengan bahasa yang disampaikan perlu dipahami dulu karakter perkembangan anak tersebut. bukan kah seorang guru pun belajar mengenai psikologi pendidikan?di dalamnya termasuk perkembangan peserta didik. dengan hal tersebut, bukan hanya anak yang mendapat sanksi yang terkena imbas kapok tapi juga teman-teman yang melihat kejadian tersebut.bagaimana kah seorang murid mau bertanya?mau mengembangkan diri nya?

apakah harga diri tersebut yang begitu penting?
dan benarkah hal tersebut adalah untuk menjaga hal yang disebut harga diri?benarkah namanya harga diri?

Tidak ada komentar: